TUGAS KE 3 KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan 

Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.

Tipe-Tipe Kepemimpinan
1) Tipe pemimpin Otokratis
·         Yaitu seorang pemimpin yang bercirikan:
·         Menganggap organisasi sebagai milik pribadi
·         Keras dalam mempertahankan prinsip
·         Jauh dari bawahan
·         Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat
·         Perintah diberikan secara paksa

Contoh pemimpin dengan tipe otokratis yaitu Muammar Abu Minyar al-Qaddafi atau Muammar Khaddafi, dia adalah penguasa otokratis de facto Libya dari 1969 sampai 2011, setelah merebut kekuasaan dalam kudeta militer.Dia menghapuskan Konstitusi Libya tahun 1951 dan menerapkan undang-undang berdasarkan ideologi politiknya.Kekuasaan yang hampir 42 tahun telah menempatkannya menjadi penguasa terlama sebagai pemimpin non-kerajaan keempat sejak tahun 1900 dan terlama sebagai pemimpin penguasa Arab.Dia menyebut dirinya sebagai "The Brother Leader", "Guide of the Revolution", dan "King of Kings (Raja segala raja)".Setelah berhasil merebut kekuasaan, Khaddafi mulai menghilangkan oposisi dan kehidupan warga Libya menjadi dibatasi.Ideologi Khaddafi disebut Teori Internasional Ketiga yang dijelaskan dalam Buku Hijau.Keluarga Khaddafi mengambil alih sebagian besar perekonomian Libya.Khaddafi menggunakan miliaran pendapatan minyak untuk proyek-proyek internasional. Dia memulai perang dengan memerintahkan orang lain dan menggunakan senjata nuklir dan bahan kimia sebagai senjata pemusnah massal. Diam-diam, ia mengalokasikan pendapatan negara untuk mensponsori teror dan kegiatan politik lainnya di seluruh dunia

2) Tipe Militeristis
Yaitu seorang pemimpin yang bercirikan :
·         Sering mempergunakan sistem perintah dalam menggerakkan bawahannya
·         Senang bergantung pada pangkat dan jabatan dalam menggerakkan bawahannya
·         Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan
·         Segala sesuatu bersifat formal
Contoh pemimpin dengan tipe militeris yaitu Hirohito ( kasiar jepang ke-124) dalam sejarah jepang dia adalah kasiar dengan masa jabatan terlama dari 1926 – 1989 dan merupakan tokoh penting dalam perang dunia II dan pembangunan kembali jepang. Masa kekuasaannya sebagai kaisar dikenal dengan era showa ( Damai, cerah budi ), di indonesia sendiri ketika indonesia di bawah kekuasaan jepang Hirohito dikenal sebagai Tenno Heika ( Yang mulia kaisar ).

3) Tipe Paternalistis
Yaitu seorang pemimpin yang:
·         Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa
·         Bersikap terlalu melindungi
·         Pemimpin bertindak sebagai bapak
·         Keputusan di tangan pemimpin
Contoh pemimpin dengan tipe paternalistis yaitu George Washington presiden Amerika Serikat yang pertama dengan masa jabatan 30 April 1789 – 4 Maret 1797. Pada umur 21 tahun beliau masuk tentara dan diangkat menjadi letnan kolonel saat mengikuti wajib militer oleh gubernur negara bagian virginia. Ketika umur 33 tahun dia memihak dan memipin  rakyat virginia yang memberontak melawan orang – orang inggris.  Pada tahun 1775 ia diangkat menjadi panglima tertinggi oleh kongres kontinental, yaitu kongres ke 13 daerah jajahan inggris. pada tahun 1789 setelah konstisusi disahkan, ia dipilih dengan suara bulat menjadi presiden amerika yang pertama.

4) Tipe Open Leadership
·         Berpartisi aktif dalam kegiatan organisasi
·         Bersifat terbuka
·         Bawahan diberi kesempatan untuk memberi saran dan ide-ide baru
·         Keputusan ada di tangan pemimpin
·         Menghargai potensi individu

5) Tipe Laissez Faire
Yaitu seorang yang bersifat:
·         Memberi kebebasan kepada para bawahan
·         Pimpinan tidak terlibat dalam kegiatan
·         Semua pekerjaan dan tanggung jawab dilimpahkan kepada bawahan

6) Tipe Demokratis
Yaitu tipe yang bersifat:
·         Berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi
·         Bersifat terbuka
·         Senang menerima saran, pendapat bahkan kritik.
Fungsi dari pemimpin dalam organisasi.
Seorang kepemimpinan dalam suatu organisasi Akan sangat mempengaruhi gerak laju dari organisasi itu sendiri.kepimpinan dalam organisasi merupakan pengaruh antar priadi yang dilakukan situasi, melalui proses komunikasi dan di arahkan pencapaian tujuaan .namun tetapi , pada zaman modern ini bangak terjadi konflik dalam organisasi karena tidak kesetujuaan antara dua atau lebih anggota organisasi .bahkan tidak bekerja sama antara ketua dan bawahan .akhirnya disitulah terjadi konflik amtara satu
samaa lain.adapula fungsi dan tugas kepemimpinan dalam organisasi.
Tugas pokok Kepemimpinan dalam organisasi
Tugas pokok seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen seperti telah yang di sebutkan sebelumnya yang terdiri dari merencanakan menorganisasikan , mennggerakan dan mengawasi .Agar orang- orang yang memimpin mau bekerja secara efektif seorang pemimipin harus memiiki inisiatif dan kreatif harus selalu memperhatikan hubungan manusiawi.secara lebih terperinci tugas- tugas seorang pemimpin meliputi ; pengambilan keputusan menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan ,mengorganisasikan dan menempatkan pekerja, mengkordinasikan kegiatan-kegiatan secara vertical ( antara bawahan dan atasan )auun secara horizontal ( antar bagian atau unit ),serta memimpin dan mengawasi pelaksanaan kegita tersbut.

Secara umum , tugas –tugas pokok pemimpin antara lain:
Melaksanakan managerial , yaitu berupa kegitan pokok meliputi pelaksanaan :
Penyusunan Rencana
Mendorong ( memotivasi ) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun .
Membina bawahan agar dapat bekerrja secara efektif dan efesien.
Menyusun fungsi manajemen secara baik.
Membina bwahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara baik.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisai tida dapat di bantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuaan orgnisasi yang bersangkutan pada dasarnya fungsi kemimpinan 2 aspek yaitu :
Fungsi admintrasi , yaitu yakni mengadakan fomulasi kebijaksaan admintrasi dan menyediakan fasilitasnya.selain itu ,fungsi pemimpin dalam mempegaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisaasi bergerak kearah pencapaian tujuaan. dan juga ada pula gaya memimpiiin dalam organisasi pemimpin menerangkan kepada bawahan apa yang harus di kerjakan bagaimana cara mengerjakan ,kapanharus di lakasakan pekerjaan itu ,dan dimana harus dilakukan.dan pula pemimpin haus pengarahan epada bawahansupaya ada persatuan dalam organisai .tetapi pada zaman sekarang ini bangak pemimpin dalam organisasi yang tidak bekerja sama antara bawahan dan atasan akhirnya disitulah timbul konflik



DAFTAR  PUSTAKA
http://andriplus62.blogspot.co.id/2014/12/kepemimpinan-tugas-softskill-minggu-13.html

Tugas Ke 3 Pengambilan Keputusan dalam Organisasi


Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pokok pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:
1.     Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
2.     Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
3.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
4.     Implikasi Manajerial

1.     Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan
a.)    Pengertian Keputusan
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
1.      Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan
2.      Ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik
3.      Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut

b.)    Pengertian Pengambilan Keputusan
Stephen P. Robbins menyatakan bahwa pembuatan keputusan merupakan suatu proses yang meliputi delapan langkah termasuk identifikasi dan formulasi masalah, memilih salah satu alternatif, dan mengevaluasi efektivitas keputusan. Jadi, pembuatan keputusan tidak hanya sekedar memilih diantara alternatif-alternatif, melainkan merupakan suatu proses yang menyangkut kegiatan tertentu.
Dalam buku “Perilaku dan Manajemen Organisasi Jilid 2”, pengambilan keputusan didefinisikan sebagai proses memilih tindakan tertentu dalam menghadapi masalah atau menangani kesempatan yang ada.
Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Menurut Sondang P. Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.

c.)    Dasar Pengambilan Keputusan
Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu:
1.      IntuisiPengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh,Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
2.      PengalamanPengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan,orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3.      FaktaPengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4.      WewenangPengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Logika/RasionalPengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
·         Kejelasan Masalah
·         Orientasi Tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
·         Pengetahuan Alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
·         Preferensi yang Jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai criteria
·         Hasil Maksimal: pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.

d.)    Tahap Pengambilan Keputusan
Menurut Herbart A. Simon, setidaknya ada tiga tahap yang ditempuh dalam pengambilan keputusan, yaitu: 
1.      Tahap penyelidikan; tahap ini dilakukan dengan mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Pada tahap ini data mentah yang diperoleh, diolah dan diuji serta dijadikan petunjuk untuk mengetahui atau mengenal persoalan. 
2.      Tahap perancangan; pada tahap ini dilakukan pendaftaran, pengembangan, penganalisaan arah tindakan yang mungkin dilakukan dan 
3.      Tahap pemilihan; pada tahap ini dilakukan kegiatan pemilihan arah tindakan dari semua yang ada.
  
2.     Jenis-Jenis Keputusan Organisasi
Para peneliti dalam bidang pengambilan keputusan telah mengembangkan beberapa klasifikasi  tipe keputusan. Kebanyakan klasifikasi ini serupa satu sama lain, yang berbeda hanya terminologi atau istiah yang digunakan. Herbert Simon membedakan dua tipe keputusan:
a)      Keputusan Terprogram
Ketika situasi tertentu sering terjadi, sebuah prosedur rutin akan dibuat untuk mengatasi situasi tersebut. Sebuah keputusan disebut keputusan terprogram jika bersifat berulang,rutin, dan memiliki prosedur penanganan yang baku.
b)     Keputusan tidak Terprogram
Sebuah keputusan disebut keputusan tidak terprogram ketika benar-benar baru dan belum terstruktur . tidak ada prosedur yang pasti dalam menangani masalah tersebut, baik karena belum pernah ditemukan situasi yang sama sebelumnya, atau karena bersifat sangat kompleks atau sangat penting. Keputusan seperti ini membutuhkan penanganan khusus.
Keputusan terprogram
Keputusan tidak terprogram
Jenis MasalahSering, repetitif, rutin, adanya kepastian dalam hubungan sebab akibat
Baru, tidak terstruktur, ada ketidakpastian mengenai hubungan sebab akibat
Prosedur
Tergantung kebijakan,peraturan, dan prosedur yang pasti
Memerlukan kreativitas,intuisi, toleransi terhadap ambiguitas, pemecahan masalah kreatif
Contoh
Perusahaan : pengaturan inventaris secara periodik
Universitas : penentuan standar rata-rata kelulusan
Layanan Kesehatan : prosedur penerimaan pasien
Pemerintahan : sistem promosi pegawai negeri
Perusahaan : Diversikasi produk atau pasar yang baru
Universitas : Pembangunan ruang kelas yang baru
Layanan Kesehatan : Pembelian peralatan eksperimental
Pemerintahan : Reorganisasi departemen di pemerintahan
Pengambilan keputusan berkisar dari sangat rutin dan baku (terprogram) sampai kompleks (tidak dapat diprogram). Untuk maksud klasifikasi, maka pada dasarnya ada tiga tingkat pengambilan keputusan.
1.)    Pengambilan keputusan tingkat strategis
Pengambilan keputusan tingkat strategis misalnya perluasan pabrik, penentuan produksi, penggabungan, penggolongan, pengeluaran modal dan sebagainya.
2.)    Pengambilan keputusan tingkat taktis.
Pengambilan keputusan taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan inii berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusananggaran, analisis aliran dana, penentuan tata ruang pabrik, masalah kepegawaian, perbaikan produksi serta penelitian dan pengembangan.
3.)    Pengambilan keputusan tingkat teknis.
Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses yang dapat menjami bahwa tugas-tugas spesifik dapat dilaksanakan dalam cara efektif dan efisien. Contoh jenis pengambilan keputusan ini adalah penerimaan atau penolakan kredit, pengendalian proses, penentuan waktu, penerimaan, pengiriman, pengawasan inventaris dan penempatan karyawan.
3.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan sebagai berikut:
a.       Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b.      Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c.       Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
d.      Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
e.       Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik.
f.       Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g.      Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
h.      Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
i.        Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
Menurut John D. Millet, faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a.       Pria dan wanita
b.      Peranan Pengambil Keputusan
c.       Keterbatasan Kemampuan
Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:
a)      Posisi/ kedudukan
Dalam kerangka pengambilan keputusan, posisi/kedudukan seseorang dapat dilihat dalam hal berikut.
·         Letak posisi; dalam hal ini apakah is sebagai pembuat keputusan (decision maker), penentu keputusan (decision taker) ataukah staf (staffer).
·         Tingkatan posisi; dalam hal ini apakah sebagai strategi, policy, peraturan, organisasional, operasional, teknis.
b)      Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi peng-halang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus diselesaikan.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
·         Masalah terstruktur (well structured problems), yaitu masalah yang logis, dikenal dan mudah diidentifikasi.
·         Masalah tidak terstruktur (ill structured problems), yaitu masalah yang masih baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
·         Dapat pula dibagi sebagai berikut.
·         Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap, selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
·         Masalah insidentil, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap, tidak selalu dijumpai dalam hidup sehari-hari.
c)      Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat.
d)     Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya ber-buat atau kemampuan kita. Sebagian besar faktor-faktor tersebut merupakan sumber daya-sumber daya.
e)      Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, pada umumnya telah tertentu/ telah ditentukan. Tujuan yang ditentukan dalam pengambilan keputusan merupakan tujuan antara atau objective.

  4.     Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai keterlibatan pengambilan keputusan dalam proses manajemen di suatu organisasi. Dalam kegiatan berorganisasi pasti akan menemui situasi dimana harus dilakukannya satu atau lebih pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan hal penting di dalam organisasi. Keputusan yang tepat mampu membawa organisasi menuju tujuannya, sebaliknya keputusan yang tidak tepat dapat membuat organisasi gagal mencapai tujuannya.
Pengambilan keputusan merupakan peranan manajer yaitu peran desisional. Seorang manajer yang efektif adalah pimpinan atau manajer yang mampu membuat kebijakan dan mengambil keputusan yang relavan. Organisasi hanya akan berfungsi jika para pemimpin atau manajer memiliki kemampuan mengambil keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya kepada anggota organisasi.
Fungsi manajemen penuh dengan pembuatan berbagai keputusan. Menghadapi masalah yang makin kompleks, manajer harus membuat keputusan mengenai tindakan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Setiap keputusan akan membawa risiko, yaitu berhasil, kurang berhasil, atau gagal dalam menyelesaikan masalah. 

DAFTAR PUSTAKA



T

Tugas Ke 1 Peran Komunikasi Dalam Organisasi

PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI

Sebelum kita menganalisis peran komunikasi dalam organisasi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu komunikasi dan organisasi.

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain" (Ruben Brent D dan Lea P Stewart, 2006).

Pengertian Organisasi
Organisasi adalah tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. (Keith Davis, 1962).

Arti Penting Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam berorganisasi. Kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan syarat utama dalam berorganisasi karena dengan komunikasi yang baik, kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik, lancar dan sesuai tujuan organisasi tersebut.

Jenis dan Proses Komunikasi
Jenis-jenis komunikasi :
1.      Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
2.      Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.

3.      Komunikasi Kelompok (Kecil)
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.

4.      Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut  persiapan  pesan  yang  cermat,  menuntut  kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu.

5.      Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan  yang  lebih  besar  dari komunikasi  kelompok.  Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.

6.      Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan  media  massa  cetak  maupun  elektronik  yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.

Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.      Penginterpretasian.
2.      Penyandian.
3.      Pengiriman.
4.      Perjalanan.
5.      Penerimaan.
6.      Penyandian balik.
7.      Penginterpretasian.

Komunikasi efektif
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya, ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan ragsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima (Stewart L Tubbs & Sylvia Moss, 2000).
Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul. Agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita secara kreatif (Kincaid dan Schramm, 1977:2). Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dalam makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator. Pendeknya, komunikasi efektif adalah makna bersama (Verderber, 1978:7).

Kesimpulan
Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun iklim organisasi, yaitu berdampak kepada membangun budaya organisasi yaitu nilai dan kepercayaan yang manjadi titik pusat organisasi. Budaya organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi karena keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu yang ada dalam organisasi. Umumnya budaya organanisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal organisasi. Suatu organisasi memerlukan satu budaya yang merupakan kumpulan persepsi secara umum dari seluruh karyawan sebagai anggota organisasi, yang akan dijadikan sebagai suatu system yang menggabungkan beberapa pengertian yang secara eksplisit dianggap sebagai definisi budaya organisasi. (Rahmi Yuliana, 2012).
Komunikasi organisasi memegang peran penting untuk mendukung efektifitas operasional organisasi. Aspek penting dari komunikasi organisasi adalah potensi dari komunikasi itu sendiri sebagai alat (tool) yang dapat dirancang manajemen untuk pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya komunikasi juga dapat dilihat dari manfaat bagi organisasi meliputi fungsi pengendalian (kontrol dan pengawasan), motivasi, pengungkapan emosional dan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan (Robbins, 2001:312).
Jadi, kesimpulan yang dapat saya ambil mengenai peran komunikasi dalam organisasi adalah untuk membuat organisasi berjalan dengan baik, diperlukan kepuasan kerja dan komitmen para pegawai. Selain aspek kepemimpinan, untuk memperkuat kepuasan kerja dan membangun komitmen pegawai, aspek komunikasi dalam organisasi juga merupakan faktor yang penting. Komunikasi yang baik dan efektif dapat menciptakan iklim organisasi yang mendukung bagi organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya.



Implikasi Manajerial
Artikel ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain:
  1. Artikel ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi mengenai peran komunikasi dalam organisasi.
  2. Identifikasi mengenai berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi dalam komunikasi di dalam organisasi.
  3. Untuk dapat mengatasi kendala dalam komunikasi di dalam organisasi.



DAFTAR PUSTAKA

Ruben Brent D dan Lea P Stewart. 2006. Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon.
Keith Davis, Human Relations at Work, (New York, San Francisco, Toronto, London: 1962).Hlm.15-19.
Kincaid, D. Lawrence, dan Wilbur Schramm. Azas-Azas Komunikasi Antar Manusia. Terj, Agus Setiadi (Jakarta: LP3ES, bekerja sama dengan East-West Communication Institute, Hawaii, 1978).
Tubbs, Stewart L & Sylvia Moss. 2000. Human Communication ( Prinsip Prinsip dasar). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Robbins, S.P. 2001. Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi, dan aplikasi. Jilid 1. Edisi Delapan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo (Pearson Asia Education, Pte., Ltd.).
Yuliana, Rahmi. 2012. PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Semarang: JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012.


REFERENSI INTERNET
Muhari Tasks. 2013. Jenis dan Proses Komunikasi. Tersedia dalam :

Sebelum kita menganalisis peran komunikasi dalam organisasi, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu komunikasi dan organisasi.

Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain" (Ruben Brent D dan Lea P Stewart, 2006).

Pengertian Organisasi
Organisasi adalah tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. (Keith Davis, 1962).

Arti Penting Komunikasi
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari maupun dalam berorganisasi. Kemampuan berkomunikasi yang baik merupakan syarat utama dalam berorganisasi karena dengan komunikasi yang baik, kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik, lancar dan sesuai tujuan organisasi tersebut.

Jenis dan Proses Komunikasi
Jenis-jenis komunikasi :
1.      Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalahkomunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
2.      Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,misalnya suami- istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarakyang dekat; pihak-pihak yang berkomunikasi mengirim dan menerimapesan secara langsung dan simultan.

3.      Komunikasi Kelompok (Kecil)
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuanbersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi kelompok.

4.      Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik adalah: berlangsung lebih formal;menuntut  persiapan  pesan  yang  cermat,  menuntut  kemampuanmenghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwayang direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-fungsi tertentu.

5.      Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan  yang  lebih  besar  dari komunikasi  kelompok.  Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.

6.      Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yangmenggunakan  media  massa  cetak  maupun  elektronik  yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim, dan heterogen. Pesan- pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.

Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.      Penginterpretasian.
2.      Penyandian.
3.      Pengiriman.
4.      Perjalanan.
5.      Penerimaan.
6.      Penyandian balik.
7.      Penginterpretasian.

Komunikasi efektif
Komunikasi dikatakan efektif bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Sebenarnya, ini hanya salah satu ukuran bagi efektivitas komunikasi. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan ragsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima (Stewart L Tubbs & Sylvia Moss, 2000).
Komunikasi sebenarnya bukan hanya ilmu pengetahuan, tapi juga seni bergaul. Agar kita dapat berkomunikasi efektif, kita dituntut tidak hanya memahami prosesnya, tapi juga mampu menerapkan pengetahuan kita secara kreatif (Kincaid dan Schramm, 1977:2). Komunikasi yang efektif adalah komunikasi dalam makna yang distimulasikan serupa atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator. Pendeknya, komunikasi efektif adalah makna bersama (Verderber, 1978:7).

Kesimpulan
Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun iklim organisasi, yaitu berdampak kepada membangun budaya organisasi yaitu nilai dan kepercayaan yang manjadi titik pusat organisasi. Budaya organisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan internal organisasi karena keragaman budaya yang ada dalam suatu organisasi sama banyaknya dengan jumlah individu yang ada dalam organisasi. Umumnya budaya organanisasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan eksternal organisasi. Suatu organisasi memerlukan satu budaya yang merupakan kumpulan persepsi secara umum dari seluruh karyawan sebagai anggota organisasi, yang akan dijadikan sebagai suatu system yang menggabungkan beberapa pengertian yang secara eksplisit dianggap sebagai definisi budaya organisasi. (Rahmi Yuliana, 2012).
Komunikasi organisasi memegang peran penting untuk mendukung efektifitas operasional organisasi. Aspek penting dari komunikasi organisasi adalah potensi dari komunikasi itu sendiri sebagai alat (tool) yang dapat dirancang manajemen untuk pencapaian tujuan organisasi. Pentingnya komunikasi juga dapat dilihat dari manfaat bagi organisasi meliputi fungsi pengendalian (kontrol dan pengawasan), motivasi, pengungkapan emosional dan penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan (Robbins, 2001:312).
Jadi, kesimpulan yang dapat saya ambil mengenai peran komunikasi dalam organisasi adalah untuk membuat organisasi berjalan dengan baik, diperlukan kepuasan kerja dan komitmen para pegawai. Selain aspek kepemimpinan, untuk memperkuat kepuasan kerja dan membangun komitmen pegawai, aspek komunikasi dalam organisasi juga merupakan faktor yang penting. Komunikasi yang baik dan efektif dapat menciptakan iklim organisasi yang mendukung bagi organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya.



Implikasi Manajerial
Artikel ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain:
  1. Artikel ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi mengenai peran komunikasi dalam organisasi.
  2. Identifikasi mengenai berbagai permasalahan/kendala yang dihadapi dalam komunikasi di dalam organisasi.
  3. Untuk dapat mengatasi kendala dalam komunikasi di dalam organisasi.


DAFTAR PUSTAKA

Ruben Brent D dan Lea P Stewart. 2006. Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon.
Keith Davis, Human Relations at Work, (New York, San Francisco, Toronto, London: 1962).Hlm.15-19.
Kincaid, D. Lawrence, dan Wilbur Schramm. Azas-Azas Komunikasi Antar Manusia. Terj, Agus Setiadi (Jakarta: LP3ES, bekerja sama dengan East-West Communication Institute, Hawaii, 1978).
Tubbs, Stewart L & Sylvia Moss. 2000. Human Communication ( Prinsip Prinsip dasar). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Robbins, S.P. 2001. Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi, dan aplikasi. Jilid 1. Edisi Delapan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo (Pearson Asia Education, Pte., Ltd.).
Yuliana, Rahmi. 2012. PERAN KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. Semarang: JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 3, Edisi Oktober 2012.


REFERENSI INTERNET
Muhari Tasks. 2013. Jenis dan Proses Komunikasi. Tersedia dalam :
https://muharitasks.wordpress.com/2013/07/15/jenis-dan-proses-komunikasi/. Diakses : 21 November 2015.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan antara ilmu pengetahuan sosial dengan ilmu sosial dasar

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN TERHADAP LINGKUNGAN